Minggu, 17 Mei 2015

Khalid bin al-Walid (Bagian 2)

Khalid melanjutkan kisahnya:

Sesampai surat itu padaku, aku sangat ingin pergi ke Madinah. Ucapan Rasulullah ﷺ tersebut membuatku sangat bergembira dan bahagia.

Dalam sebuah mimpi kulihat diriku berada di sebuah negeri yang begitu sesak, sempit lagi kering dan tandus. Kemudian aku keluar menuju sebuah negeri yang begitu hijau dan luas. Aku berkata, “Sungguh mimpi ini benar adanya.”

Kamis, 14 Mei 2015

Khalid bin al-Walid (Bagian 1)

“Ya Allah, ampunilah dosa Khalid bin al-Walid yang telah lalu karena telah menghalangi manusia dari jalan-Mu.”
(Di antara doa Nabi ﷺ kepada Khalid)

* * * * *


Kisah perjalanan hidup Khalid bin al-Walid begitu sempurna lagi penuh ketinggian dan keluhuran. Lembaran perjalanannya dibuka dengan kisah keberanian dan kepahlawanan. Kemudian lembar itu ditutup dengan kisah keimanan dan kejantanan.

Kisah Nabi ﷺ Ke Thaif

Pada bulan Syawwal tahun 10 dari kenabian, atau tepatnya pada penghujung bulan Mei atau Juni 619 M, Rasulullah ﷺ keluar menuju Thaif yang letaknya sekitar 60 mil dari kota Mekkah. Beliau pergi ke sana dengan berjalan kaki didampingi Zaid bin Haritsah, yang saat itu masih menjadi budak. Setiap melewati perkampungan kabilah, beliau mengajak mereka kepada Islam, namun tidak ada seorang pun yang menyambut ajakan beliau.

Tatkala tiba di Thaif, beliau mendekati tiga orang

Senin, 11 Mei 2015

Doa Sang Pemuda Shalih untuk Ayahnya

Syaikh Umar bin Su'ud al-'Id menceritakan seorang pemuda yang shalih. Ia cinta kepada orang-orang yang baik, dan ia senang bergaul dengan mereka.

Ia mempunyai ayah yang bertolak belakang dengannya. Ayahnya tidak menyukai orang-orang shalih. Seringkali ia mengusir mereka dari rumahnya ketika ia melihat orang-orang shalih tersebut sedang bersama-sama dengan

Setiap Bayi Dilahirkan dengan Membawa Rezekinya

Ibnu Umar berkata, 'Telah datang serombongan saudagar. Mereka singgah di mushalla, lalu berkatalah Umar kepada Abdurrahman bin Auf, "Apakah kamu bisa menjaga para saudagara itu agar tidak kecurian malam ini?" Maka malam itu Umar dan Abdurrahman bin Auf menjaga para saudagar itu dan mereka melaksanakan shalat wajib.

Malam itu, Umar mendengar tangisan seorang anak, dan ia menuju ke arah suara di mana