بسم الله الرحمن الرحيم
Tauhid ini juga disebut tauhid ibadah karena dua pertimbangan :
Pertama karena penisbatannya kepada
Allah, yang disebut tauhid uluhiyah. Kedua karena penisbatannya kepada
mahluk, yang disebut tauhid ibadah. Adapun maksudnya adalah pengesaan Allah
dalam hal ibadah. Yang berhak untuk diibadahi hanya Allah ta`ala.
Allah ta`ala
berfirman :
“Demikianlah,
karena sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak dan sesungguhnya
apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil; dan sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [Luqman 31:30]
apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil; dan sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [Luqman 31:30]
Telah
dijelaskan sebelumnya dalam pembahasan masalah tauhid rububiyah bahwa
satu-satunya pencipta, pemilik serta pengurus semua mahluk adalah Allah ta`ala.
Oleh karena itu, yang berhak diibadahi oleh seluruh mahluk itu hanyalah Allah ta`ala.
Maka dari itu kita diwajibkan hanya beribadah kepada Allah ta`ala saja
serta meninggalkan segala peribadatan kepada selain-Nya.
Allah ta`ala
berfirman :
"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri," [An-Nisaa 4:36]
Yang diesakan
dalam penciptaan ialah yang berhak untuk diibadahi. Adalah suatu kebodohan jika
seseorang menjadikan mahluk yang baru dan fana sebagai Illah yang
disembah, yang pada hakikatnya dia tidak dapat mendatangkan manfaat apapun
baginya, tidak mampu mengadakan, menyiapkan dan mengulurkan. Dan diantara
kebodohan pula sekiranya seseorang menghampiri kuburan yang di dalamnya hanya
tinggal tulang belulang, lalu dia berdoa kepadanya, padahal kuburan tersebut
tidak dapat mendatangkan manfaat dan mudharat sedikitpun.
Tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah merupakan konsekuensi dari tauhid rububiyah. Hakikat tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam beribadah. Menujukan segala bentuk ibadah hanya kepada-Nya, dan meninggalkan sesembahan selain-Nya. Ibadah itu sendiri harus dibangun di atas landasan cinta dan pengagungan kepada-Nya.
Tauhid uluhiyah merupakan intisari ajaran Islam. Tauhid uluhiyah inilah yang menjadi intisari dakwah para nabi dan rasul dan muatan pokok seluruh kitab suci yang diturunkan Allah ke muka bumi.
Allah ta’ala berfirman :
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). [an-Nahl 16:36].
“Dan tidaklah Kami mengutus kepada seorang rasul pun sebelum kami -Muhammad- melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada sesembahan -yang benar- kecuali Aku, oleh sebab itu sembahlah Aku saja.” [al-Anbiyaa’ 21:25]
__________________________
Referensi :
1. Modul Aqidah Jilid 1 oleh Abu 'Umamah Abdurrohim bin Abdul Qohar Al Atsary
Tidak ada komentar :
Posting Komentar