Sabtu, 08 Februari 2014

Nasab dan Kabilah Nabi shallallahu alaihi wasalam

بسم الله الرحمن الرحيم

Nasab Nabi shallallahu alaihi wasalam
Beliau shallallahu alaihi wasalam adalah semulia-mulianya mahluk Allah, seutama-utama rasul, dan penutub para anbiya’. Beliau adalah Muhammad bin `Abdullah bin `Abdul Muththalib bin Hasyim bin `Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma`ad bin `Adnan.

`Adnan termasuk cucu Ismail bin Ibrahim `alaihis salam menurut kesepakatan
para ulama. Namun demikian, tidak diketahui secara pasti nama-nama yang menjadi mata rantai silsilah antara `Adnan dengan Ismail `alaihis salam.

Adapun ibu beliau shallallahu alaihi wasalam adalah Aminah bintu Wahb bin `Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Kilad adalah kakek kelima Nabi shallallahu alaihi wasalam (dalam garis keturunan ke atas) dari pihak ayah. Jadi ayah dan ibu beliau shallallahu alaihi wasalam berasal dari satu keturunan yang bertemu pada Kilab. Nama asli Kilab adalah Hakim, namun adapula yang mengatakan bahwa nama aslinya adalah `Urwah.

Kabilah Nabi shallallahu alaihi wasalam
Kabilah beliau shallallahu alaihi wasalam adalah kabilah Quraisy yang dikenal karena kemuliaan, derajat yang tinggi, dan keluhuran darah bangsawan yang dimilikinya. Juga kedudukan yang suci di antara seluruh kabilah bangsa Arab. Quraisy adalah julukan dari Fihr bin Malik atau An-Nadhr bin Kinanah[1].

Setiap orang dari kabilah ini merupakan tokoh serta orang-orang terhormat di zamannya. Dan yang paling istimewa dari mereka adalah Qushai yang bernama asli Zaid. Di antara keistimewaannya adalah :

  1. Ia orang pertama dari kabilah Quraisy yang diberi wewenang mengurus Ka`bah. Penjagaan dan pemeliharaan Ka`bah di bawah tanggung jawabnya, yakni berada ditangannyalah kunci Ka`bah di mana dia bisa membuka kapanpun dan untuk siapapun yang dia kehendaki.
  2. Ia orang yang merintih As-Siqayah[2] dan Ar-Rifadah[3].
  3. Qushai adalah orang yang membangun satu bangunan di sebelah utara Ka`bah yang kemudian dikenal dengan nama Darun-Nadwah[4].
  4. Di tangan Qushai-lah bendera dan kepemimpinan berada. Tidaklah dikibarkan panji-panji peperangan kecuali melalui tangannya.
  5. Ia adalah orang yang dermawan dan pandai, di mana ucapan-ucapannya memiliki pengaruh bagi kaumnya.
  6. Ia seorang yang membawa kaum Quraisy ke tengah kota Mekkah dan menjadikan mereka bermukim di dalam kota itu. Sebelumnya, kaum Quraisy berada di sudut dan pelosok-pelosok kota Mekkah, terpencar dengan kabilah-kabilah lainnya.

Referensi :
Semua tulisan dikutip dari Sirah Nabawiyyah karya Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury. Penerbit Ash-Shaf Media. Cetakan Keenam




[1] Pendapat jumhur ahli nasab dia adalah An-Nadhr bin Kinanah, sebagaimana yang dihikayatkan oleh Abu `Ubaid dan Ibnu Abdil Barr. Ini adalah pendapat Hisyam bin Muhammad bin Saib Al-Kalby, Abu `Ubaidah Ma`mar bin Mutsanna dan kemestian mahzab Imam Asy-Syafi`i dan inilah yang dirajihkan oleh Ibnu Hisyam dan dhahir pendapat Ibnu Katsir. Lihat Al-Bidayah wan Nihayah 2/223
[2] As-Siqayah adalah air segar dari perasan kurma, madu, kismis, atau yang lainnya. Biasa disediakan dalam tempat air dari kulit sehingga orang-orang yang sedang berhaji bisa meminumnya.
[3] Ar-Rifadah adalah makanan yang diperuntukkan bagi orang-orang yang menunaikan haji saat musim haji.
[4] Yaitu tempat pertemuan kaum Quraisy dan markas gerakan kemasyarakatan mereka. Tidaklah diresmikan akad pernikahan dan tidak pula diputuskan satu urusan melainkan dilakukan di tempat tersebut.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar