بسم
الله الرحمن الرحيم
Seperti kita tahu bahwa nasab nabi shallallahu alaihi wasalam
adalah dari `Abdullah sampai dengan nabi Ismail alaihis salam. Antara `Abdullah
dan nabiyullah Ismail alaihis salam memiliki sebuah persamaan yaitu
pernah mengalami kejadian hampir disembelih oleh bapaknya.
Syaibah atau yang dikenal dengan `Abdul Muththalib (budaknya Al-Muththalib)[1]
adalah bapak dari `Abdullah. Sementara `Abdullah merupakan putera terbaik
`Abdul Muththalib, juga putera yang paling menjaga kehormatan diri dan paling
dicintainya. Ia adalah Adz-Dzabih (anak yang terkena undian untuk di
sembelih).
Peristiwanya bermula ketika `Abdul Muththalib mendapat kemuliaan untuk
menggali kembali sumur Zam-zam setelah ditimbun oleh suku Jurhum ketika keluarnya mereka dari Mekkah. Melalui mimpi, ia diperintahkan untuk menggali kembali sumur Zam-zam berikut gambaran letak sumurnya.
menggali kembali sumur Zam-zam setelah ditimbun oleh suku Jurhum ketika keluarnya mereka dari Mekkah. Melalui mimpi, ia diperintahkan untuk menggali kembali sumur Zam-zam berikut gambaran letak sumurnya.
Penggalian sumur Zam-zam yang dilakukan oleh `Abdul Muththalib
membuatnya berselisih dengan orang-orang Quraisy. Hingga kemudian `Abdul
Muththalib pun ketika itu bernadzar, yakni jika Allah menganugerahi dirinya
sepuluh orang anak laki-laki dan mereka telah mencapai usia untuk bisa
melindungi diri, maka dia akan menyembelih salah satu di antara mereka.
Ketika telah lengkap (jumlah anaknya) maka `Abdul Muththalib melakukan
pengundian. Qadarullah undian itu jatuh pada `Abdullah putera
kesayangannya. Maka kemudian ia pun menuju ke Ka`bah untuk menyembelihnya. Namun
orang-orang Quraisy mencegahnya, terlebih lagi saudara dan paman-pamannya,
hingga ia menebus nadzar itu dengan 100 ekor unta.
Seperti kita tahu bahwa nabi Ibrahim alaihis salam juga
diperintahkan Allah ta`ala melalui mimpinya untuk menyembelih nabi
Ismail alaihis salam. Hingga kemudian Allah ta`ala menggantikan
nabi Ismail alaihis salam dengan satu ekor kambing (ditebus) untuk
disembelih. Hal ini untuk membuktikan keimanan nabi Ibrahim alaihis salam dan
nabi Ismail alaihis salam.
Berdasarkan kisah inilah maka kemudian nabi Muhammad shallallahu alaihi
wasalam merupakan putera dari dua orang sesembelihan dan putera dari dua
orang tebusan. `Abdullah merupakan bapaknya Rasulullah shallallahu alaihi
wasalam di mana beliau juga merupakan keturunan nabi Ismail alaihis
salam.
Referensi :
Sebagian besar tulisan ini dikutip dari buku terjemah Sirah Nabawiyah –
Taman Cahaya di Atas Cahaya Perjalanan Hidup Rasulullah shallallahu alaihi
wasalam karya Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfurry. Cetakan keenam diterbitkan
oleh Ash-Shaf Media.
[1]
Al-Imam Ibnu Hazm Al-Andalusy dalam Maratibul Ijma (154) pernah
menyatakan : “Mereka (para ulama) telah sepakat tentang keharaman setiap nama
yang mengandung unsur penghambaan kepada selain Allah, seperti : Abdu `Amr,
Abdul Ka`bah, dan semisalnya, kecuali Abdul Muththalib. Sebab pengecualiannya
adalah karena Rasulullah shallallahu alaihi wasalam pernah menyatakan
ketika berkecamuk perang Hunain :
“Saya adalah seorang
nabi bukan pendusta, saya adalah anak Abdul Muththalib.” [Al-Bukhari
no. 2864 dan Muslim no. 1776]
Lihat Fathul
Majid 2/735 cetakan Darus Shumai`i. KSA
Tidak ada komentar :
Posting Komentar